Selain itu, komoditas pangan unggulan dan energi terbarukan menjadi dua isu strategis lainnya yang dinilai sangat penting untuk menopang ketahanan ekonomi daerah di masa depan.
“Siak memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, ubi, sawit, karet, dan kelapa. Termasuk juga potensi energi baru terbarukan seperti biomassa sawit, PLTS, dan carbon trading,” papar Afni.
Lebih lanjut, Bupati Afni menyebutkan bahwa penyusunan RPJMD Siak 2025–2029 ini diselaraskan dengan RPJMN 2025–2029 dan RPJMD Provinsi Riau 2025–2029 agar arah kebijakan daerah tetap sejalan dengan prioritas pembangunan nasional dan provinsi.
“Ada beberapa kebijakan nasional yang memengaruhi arah kebijakan kita di daerah. Salah satunya Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dengan program MBG ini, kita terus berusaha agar di daerah tidak terjadi inflasi karena meningkatnya permintaan kebutuhan pangan,” ujarnya.
Dalam dokumen RPJMD 2025–2029 ini, Pemerintah Kabupaten Siak telah menetapkan 31 Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran keberhasilan pembangunan.
“Beberapa target utama di antaranya adalah Indeks Ekonomi Hijau sebesar 58,81 persen, Indeks Ketahanan Pangan sebesar 82,24 persen, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang ditargetkan mencapai 79,12 persen pada tahun 2029,” tutupnya.
Musyawarah ini juga menghadirkan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri RI dan Bappeda Provinsi Riau, serta dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Siak beserta jajaran, unsur Forkopimda Siak, dan tamu undangan
Parlindungan Tambunan












