Ridha menyebutkan bahwa selama operasi, tidak ada tindakan manual, melainkan hanya menggunakan E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement) untuk pelanggaran yang terdeteksi.
Pada hari kedua pelaksanaan Operasi Zebra Jaya, sebanyak 100 teguran telah diberikan kepada pengendara dimana hari pertama terdapat 50 teguran dan Hari ke dua sebanyak 50 teguran tertulis, mayoritas adalah pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Teguran yang kami berikan mayoritas kepada pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm sesuai standar. Ini menjadi perhatian khusus kami, karena helm adalah perlindungan dasar yang penting untuk keselamatan pengendara motor,” tambahnya.
Selain itu, Ridha juga menjelaskan bahwa Operasi Zebra Jaya memiliki 14 target pelanggaran, di antaranya Memasang rotator dan sirene bukan peruntukan, Penertiban ranmor memakai pelat rahasia atau pelat dinas, Pengemudi kendaraan bermotor di bawah umur, Kendaraan melawan arus, Berkendara di bawah pengaruh alkohol, Menggunakan HP saat berkendara, Mengemudi tidak menggunakan sabuk keselamatan atau safety belt, Melebihi batas kecepatan, Sepeda motor berboncengan lebih dari satu, Kendaraan roda empat atau lebih tidak layak jalan, Kendaraan roda empat atau lebih tidak dilengkapi perlengkapan standar, Kendaraan roda dua atau roda empat tidak dilengkapi STNK, Melanggar marka jalan atau bahu jalan dan Penyalahgunaan TNKB diplomatik.
“Operasi ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan keselamatan di jalan raya. Kami harap masyarakat bisa lebih disiplin dan patuh terhadap aturan lalu lintas demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Dalam operasi kali ini, Satlantas Polres Metro Jakarta Barat juga bekerja sama dengan para petugas dari Dishub dan TNI, sebagai bentuk sinergi dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban lalu lintas di wilayah Jakarta Barat.












